Selasa, 20 Mei 2014

Mengenal Jember Lebih Dekat, Melalui Warisan Kebudayaan Batik



Ekspresi budaya Indonesia selalu memiliki makna simbolis yang unik dan bernilai seni yang tinggi bagi masyarakat. Keunikan yang indah itu merupakan salah satu pembentuk karakter bangsa Indonesia yang membedakan kita dengan bangsa lain sehingga dapat menjadi identitas dan jati diri bangsa. Begitu pula dengan Batik. Batik menjadi elemen penting dalam pengembangan negara. Pengertian Batik sendiri telah ditetapkan UNESCO yakni proses penulisan gambar atau ragam hias pada media apapun dengan menggunakan lilin batik atau yang biasa disebut dengan malam sebagai alat perintang warna. Malam diaplikasikan pada kain untuk mencegah penyerapan warna pada saat proses pewarnaan.

Batik menjadi kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya bangsa kita. Tak jarang, sampai sekarang di acara-acara adat seperti pernikahan terutama Etnis Jawa, selalu identik dengan mengenakan batik. Seragam pegawai pun di desain dengan menggunakan kain bermotifkan batik.
Masyarakat Jember tentu haruslah bangga. Selain dikenal dengan Jember Fashion Carnaval-nya, Jember mempunyai ciri khas yang mampu dilukiskan dengan indah melalui Batik.
Popularitasnya pun tak kalah dengan Batik dari daerah-daerah lain. Salah satu motif yang ditonjolkan ialah motif daun tembakau, sebagai icon kota Jember.
Konsumennya mulai dari masyarakat, wisatawan, sampai pejabat dan artis Ibukota.
Nah.. Ada apa dibalik Eksotika Batik Jember?

Saya berkunjung ke salah satu tempat produksi Batik Jember yaitu Rumah Batik Rolla untuk lebih mengenal tentang ciri khas kota Jember melalui warisan kebudayaan batik. Lokasi produksi berada di Jl. Mawar no.75 Jember, terletak di tengah kota sehingga sangat mudah akses kunjungan kesana.


Nama “Rolla” diambil dari nama ayahanda dari pemilik Rumah Batik Rolla.
Bapak Rolla yang merupakan produsen exportir tembakau, sudah tidak ada sejak pemilik masih kecil, ia  yang seharusnya menjadi penerus usaha tembakau ayahnya, belum mampu menguasai pengelolaan usaha tembakau. Sehingga terpikir untuk memanfaatkan peluang yang ada melalui usaha Batik Jember.




Bersama pemiliknya, Ir. Iriane Chm. Rolla, Amd. atau yang akrab disapa Ibu Irin ini, saya diajak untuk melihat bagaimana proses pembuatan Batik Jember dan diajari bagaimana caranya membatik.


Berdasarkan pembuatannya, batik dibedakan menjadi 3, diantaranya Batik Tulis, Batik Cap, dan Batik Kombinasi Cap dan Tulis. Bahkan saat ini adapula motif batik diatas kain yang disusul dengan pewarnaan sebagaimana proses sablon, dikenal dengan nama Batik Print.

Pada proses awal pembuatan Batik, kain yang akan diberikan pola dicuci terlebih dahulu dengan menggunakan detergen. Kemudian setelah kering, bisa digambarkan pola sesuai kreativitas pembuatnya. Penggambaran pola dilakukan mulanya di kertas HVS untuk menentukan besaran pola dan pola yang dirancang pada kain. Kemudian pola yang sudah dipastikan untuk digambar, dituangkan dalam kertas kalkir. Kertas kalkir berukuran lebih besar sehingga pengembangan pola pun bisa terlihat lebih jelas.
Ciri khas dari pola Batik Jember yang dibuat biasanya adalah motif tembakau yang dikembangkan dengan sulur tangkai, buah naga, kopi, kakao, dan produk-produk unggulan kabupaten Jember lainnya.
Setelah pola pada kertas kalkir sudah selesai digambar, proses selanjutnya yakni disalin pada kain. Jenis kain yang digunakan Rumah Batik Rolla yakni kain katun primisima dan kain sutera.
 

Pada proses kedua saya diajak ke ruangan membatik. Kain yang sudah selesai diberikan pola tadi, dilukis dengan malam yang telah dipanaskan. Melukisnya pun menggunakan canting dan harus hati-hati agar tidak terkena panasnya malam yang dicairkan. Malam digunakan sebagai alat perintang warna guna mencegah penyerapan warna pada saat proses pewarnaan. Sehingga dapat membantu menutup bagian kain yang tidak akan diwarnai.
Perlu diketahui juga bahwa membatik ini harus satu arah. Dibutuhkan kesabaran extra serta ketelitian dalam mengisi pola batik.
Jadi tidaklah heran harga yang ditetapkan pasaran pada umumnya lebih tinggi harga batik tulis jika dibandingkan batik cap. Karena proses pembuatannya pun lebih lama dan memiliki nilai karya seni yang tinggi.






Proses selanjutnya yakni proses pewarnaan. Pada proses pewarnaan ini dilakukan dengan menggunakan kuas. Besar-kecilnya kuas yang digunakan disesuaikan dengan ukuran gambar pola yang akan diberikan warna. Kualitas batik juga ditentukan oleh kombinasi warna yang baik dan bahan pewarnaan yang berkualitas dan tidak mudah luntur. Imajinasi saat memadukan warna sangat diperlukan, terutama untuk kombinasi warna gelap dan warna terang yang disesuaikan dengan pola motif dan gambar. Dalam proses pewarnaannya pun juga harus teliti agar tidak melewati bagian warna pola yang lain.




Setelah melalui proses pewarnaan, kami menuju tempat penglorotan kain batik.
“Nglorot” artinya merebus kain. Hal ini dilakukan agar malam atau lilin bisa larut  dan lepas.
Ruangan yang digunakan pada proses ini juga harus tertutup dari sinar matahari agar warna kain batik yang dilorot dan diwarnai juga tidak berubah.
Kain batik yang direbus menggunakan air panas, juga ditambahkan abu soda untuk meningkatkan kecepatan dalam menghilangkan malam. Dan pada proses pewarnaan menggunakan air aki untuk membantu menimbulkan warna kain batik.
Proses akhir ialah pencucian dan pembuangan. Kain batik setelah dilakukan pewarnaan dan penglorotan dicuci dan dibilas 4-7 kali pada air bersih dan tempat yang berbeda. Kemudian air cucian sebelum dibuang, dinetralisir terlebih dahulu agar tidak menjadi limbah yang membahayakan lingkungan. Dalam sehari Rumah Batik Rolla bisa menghasilkan 20-30 kain yang sudah diwarna dan dilorot.




 
Adapun Batik Cap yang diproduksi oleh Rumah Batik Rolla.
Dahulunya membatik memang merupakan mata pencaharian eksklusif bagi kaum perempuan. Namun sejak adanya batik cap yang menggunakan alat berat, memungkinkan adanya tenaga kerja lelaki juga turut serta melestarikan batik.
Batik cap menggunakan alat kerja yang dinamakan canting cap. Canting cap telah dibentuk pola pada tembaga yang khusus dipesan dari Pekalongan. Saat ini Rumah Batik Rolla telah memiliki kurang lebih 50 jenis canting cap dengan pola yang berbeda. Diantaranya pola canting cap JFC (Jember Fashion Carnaval) yang menggambarkan orang dengan sayap, dan ada pula canting cap petani tembakau yang menceritakan proses penanaman tembakau oleh petani Jember. Jadi melalui pola batik tersebut Batik Rolla juga turut mempromosikan ciri khas Kabupaten Jember.
Sama seperti batik tulis, batik cap juga menggunakan malam sebagai alat perintang warna. Hanya saja perbedaannya selain pada canting, terletak juga pada alat yang digunakan. Yakni menggunakan wajan khusus untuk mencairkan malam yang terbuat dari tembaga dan berukuran lebih besar, serta suhu panas yang dibutuhkan berkisar 360 derajat celcius.
Motif batik cap juga bisa disesuaikan dengan selera maupun pesanan konsumen, misalnya untuk pembuatan seragam yang membutuhkan 50-100 kain batik. Namun pemesanan pun harus dilakukan jauh-jauh hari, karena pembuatan canting cap sendiri memakan waktu sekitar 1-2 minggu.







Semakin berkembangnya zaman dan teknologi tak menjadikan batik terlihat kuno, justru sentuhan indah motif batik yang biasanya ada pada kain, juga dibuat di berbagai macam interior ruangan, trend fashion dan accecoris, sepatu, tas, jam tangan, dll. Motif-motif batik dan produk batik Jember ini dirancang modern sehingga cocok juga untuk semua kalangan. Baik orang dewasa, remaja, maupun anak-anak. Untuk kisaran harga batik cap dipatok dengan harga Rp 110.000,- sedangkan batik kombinasi cap dan tulis dipatok dengan harga Rp 250.000,- sampai Rp 350.000,-  Dan untuk batik tulis harganya relatif lebih mahal, tergantung tingkat kerumitan motif batik tulis dan kombinasi warna yang menarik.
Motif terbaru seperti motif edamame, motif naga yang dipercaya sebagai simbol keberuntungan, dan motif sepeda serta motif batik trill yang mendukung komunitas otomotif juga tersedia.



Rumah Batik Rolla saat ini memiliki 150 orang pekerja.
Tenaga kerja di Rumah Batik Rolla rata-rata perempuan. Berasal dari ibu-ibu dharmawanita dan sebagian tenaga kerja laki-laki yang telah dibekali pelatihan khusus.
Selama ini Batik Rolla juga telah menyelenggarakan berbagai macam pelatihan membatik dan pembuatan tas bersama ibu-ibu dharmawanita, anak-anak, dan mahasiswa.
Dari usaha Ibu Irin yang sudah berdiri sejak tanggal 26 Februari 2010 ini, hingga sampai saat ini Batik Rolla tidak hanya memiliki outlet di Jember, namun juga berkembang di luar kota yakni 2 outlet di Surabaya dan 1 outlet di Jakarta. Harapannya Batik Jember bisa bersaing di kota-kota besar, di satu sisi Ibu Irin juga turut serta memperkenalkan potensi Jember melalui Batik.


Dalam hal distribusi, pada mulanya Ibu Irin sebagai Koordinator Bidang Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Jember hanya turut memasarkan Batik Jember dari Sumberjambe, kemudian pada tahun 2009 beliau memutuskan untuk membuat usaha mandiri. Termotivasi dari banyaknnya masyarakat sekitar yang terjerat rentenir, Ibu Irin ingin membantu masyarakat dengan membuka lapangan pekerjaan guna meningkatkan perekonomian Jember.
Beberapa penghargaan yang sudah diterima hingga saat ini diantaranya Penghargaan dari Ibu Nina Soekarwo sebagai Pelestari Budaya No.3 se-Jawa Timur, Sertifikat Batik Tulis dari Lembaga Batik Yogjakarta, dan penghargaan-penghargaan lain dari lembaga Pendidikan seperti Universitas, Politeknik, dll.
Harapannya Pemerintah dapat memberikan dukungan dalam mensosialisasikan produk-produk dan potensi daerah lokal yang ada. Misalnya pada Pameran besar, sehingga para produsen bisa mengukur tingkatan kualitas produk mereka dan terus meningkatkan inovasi-inovasi sehingga mampu bersaing dalam skala lebih luas.
Masyarakat perlu menyadari bahwa melestarikan kebudayaan bangsa merupakan kewajiban bersama. Perempuan pun diharapkan juga dapat mandiri. Mampu turut serta berperan dalam memberdayakan potensi daerah. Semangat Ibu Irin patut kita apresiasi bersama.
Semoga inovasi dan upaya dari Rumah Batik Rolla Jember bisa menginspirasi kita semua agar tetap mencintai produk dalam negeri dan melestarikan warisan kebudayaan Indonesia.





 
UNESCO pada tanggal 2 Oktober, 2009 telah menetapkan Batik Indonesia sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi  (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity)

Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

0 komentar: on "Mengenal Jember Lebih Dekat, Melalui Warisan Kebudayaan Batik"

Posting Komentar