Jumat, 10 Agustus 2012

Reposisi Peranan Mahasiswa dalam Peningkatan Produktifitas dan Inovasi Membangun Bangsa



                                                                            Oleh: Wiwin Riza Kurnia 

Apa yang terbersit dalam benak kita semua ketika mendengar kata perguruan tinggi politeknik negeri beserta mahasiswanya?
Politeknik berbeda dengan universitas maupun institusi. Pendidikan di politeknik mengacu pada upaya-upaya inovasi dalam pendidikan dan teknologi yang berbasis pada pengintegrasian kegiatan-kegiatan rekayasa, produksi, pendidikan dan pelatihan secara terpadu serta sinergi sehingga dapat memberikan daya guna dan hasil guna bagi masyarakat. Dilihat berdasarkan kalkulasi pembelajarannya pun 60% praktek dan 40% teori. Sehingga mahasiswa politeknik dalam peningkatan mutu dan potensi pembelajarannya lebih teruji kemampuan terjun di lapangan menjadi individu yang siap kerja. Memahami latar belakang diatas, tentu perlu keseimbangan dalam peningkatan kemampuan (hard skill) dan (soft skill) mahasiswa. Hard skill di sini merupakan implementasi teori yang didapatkan di bangku kuliah yang berada di lingkungan sendiri, sedangkan soft skill adalah kemampuan masing-masing mahasiswa dalam masalah komunikasi, kepemimpinan, perilaku, manajemen, human relation yang baik itu secara personal maupun interpersonal. Karena terjun di dunia masyarakat nantinya akan membutuhkan kemampuan adaptasi yang matang.
Mahasiswa yang terbiasa dengan gaya hidup santai, glamor, tidak pernah tertekan pasti akan sulit beradaptasi dalam kehidupan dunia kerja yang dinamis, keras, penuh tekanan dan deadline. Maka untuk itulah sebelum terjun di dunia kerja, mahasiswa harus mengasah keterampilan yang secara umum dicari perusahaan. Belajar berorganisasi dan mengaktualisasikan diri didapatkan salah satunya dengan menjadikan diri sebagai aktivis kampus.
Tidak ada resiko terlalu besar jika belajar berorganisasi lingkup kampus, karena kesalahan yang terjadi akan dinilai sebagai pembelajaran tersendiri, sebaliknya jika kesalahan yang dilakukan di tempat kerja akan berakibat fatal terhadap karir di masa depan. Dilihat dari perkembangannya, turut serta berperan aktif menjadi tenaga produktif bangsa membutuhkan proses yang panjang, tidaklah mudah seperti membalikkan telapak tangan.
Tantangan pendidikan vokasi menjadi tantangan tersendiri melihat dari keterbatasan waktu mahasiswa berorganisasi dan dilain sisi kepedulian mahasiswa pun cenderung melemah dan masih diwarnai friksi antar golongan semata. 
Hanya perdebatan jalan mana yang lebih efektif dan efisen yang seringkali menjadi hambatan. Bayangkan jika kekuatan mahasiswa bersatu dengan berbagai kemampuannya berjalan sistematis dan terukur. Karena sesungguhnya tujuan seluruh komponen sama, yakni menginginkan perubahan yang lebih baik nantinya.
Setiap zaman mengandung tantangan yang berbeda dikarenakan zaman yang terus berubah.
Setiap perubahan tentunya menyiratkan pesan bahwa kemampuan adaptasi adalah kunci keberhasilan. 
Maka peran mahasiswa yang diorganisir oleh suatu organisasi pemuda/kemahasiswaan diharapkan dapat mampu berperan tak hanya sebagai pendidikan soft skill saja, namun pengontrol kebijakan serta wadah untuk aktualisasi diri bersama. Mendengar kata orang bijak, bahwa mahasiswa adalah anak pada zamannya. Dimana dalam perjalanannya memiliki masa dan penyesuaian dengan pola-pola gerakan yang juga berkembang. 
Jika pola penindasan lebih berkembang daripada pola gerak aktor perubahannya, maka apa yang mau diharapkan dari mahasiswa? Mencari berbagai alternatif, bagaimana agar bisa membangkitkan kesadaran dan kembali kritis mengambil peran monumental hingga menjadi pijakan kokoh untuk langkah pembangunan selanjutnya. 
Mengingat seiring kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pula, berbagai ujian yang dihadapi akan semakin massif, dan negara pun secara tidak langsung selalu membutuhkan figur-figur yang berwawasan kedepan dan mampu melihat peluang agar dapat menggarapnya untuk kepentingan bersama.
Secara eksternal, pengaruh globalisasi menyebabkan masalah yang dulu dihadapi dalam lingkup lokal maupun regional kini menjadi satu kesatuan masalah global. Belum lagi arus budaya hedonisme begitu merasuk ke dalam perilaku mahasiswa. Seolah mahasiswa harus mampu bergerak tidak hanya sebagai gerakan intelektual namun juga harus bisa membasis.
Paradigma pemberdayaan masyarakat menjadi acuan utama. Karena aksi-aksi jalanan yang terkadang disorientasi dari konsep bukannya menjadi kurang relevan, melainkan disesuaikan dengan kebutuhan gerakan.
Sehingga ketika semua berjalan baik, maka citra dan kepercayaan masyarakat akan kembali diletakkan di tangan mahasiswa. Sedangkan posisi secara internal sendiri bisa dilihat bagaimana polarisasi yang membuat terpecah-pecahnya mahasiswa. Kapitalisasi gerakan yang berorientasi modal dan keuntungan, lemahnya kaderisasi, intervensi senior, inkonsistensi perkataan dan perbuatan, minimnya kreatifitas kemandirian dana, tidak mampu menjaga independensi dan selalu menggunakan metode-metode yang bersifat reaktif.
Kedua tantangan baik posisi secara eksternal maupun internal jika tidak disikapi bisa menyebabkan krisis kepercayaan antar elemen mahasiswa dan disorientasi gerakan. Kita dituntut agar terus menerus mereformasi diri, menambal lubang-lubang kelemahan dan keluar dari jebakan pikiran konvensional untuk mencari solusi kritis. Berusaha menitikberatkan pada penguatan pondasi dan menata sistem lingkungan sendiri, sebelum ber-akselerasi pemberdayaan potensi melalui kegiatan-kegiatan organisasi.

Ada tiga gerakan yang menjadi tawaran untuk menghadapi tantangan mahasiswa sekarang, yaitu:

PertamaKompetensi Dasar Intelektualitas, yaitu Mahasiswa berperan sebagai insan akademis yang bergerak dengan intelek pula. Mengadakan kegiatan-kegiatan seperti seminar, diskusi, kelompok-kelompok kajian yang mengupayakan solusi pemecahan masalah di tengah-tengah isu nasional yang dihadapi, sehingga hasil-hasil kajian tersebut bisa dijadikan sumber yang legal dan direkomendasikan ke media massa. Apakah dijadikan buku atau tulisan, atau bahkan dialog interaktif secara on air. Jika kemungkinan harapan mandiri bisa terwujud, intervensi dan tarikan kepentingan terhadap mahasiswa pun tidak akan mengganggu fokus gerakan mahasiswa.
Contoh:
- Diskusi Panel: Forum diskusi yang membahas permasalahan nasional yang terjadi (sehingga mahasiswa turut berkontribusi memberikan pemikiran-pemikirannya sebagai solusi)
- Diskusi Kontemporer: Forum diskusi bersama dalam momentum-momentum tertentu mempunyai tema yang sinergis dengan peringatan hari-hari besar nasional.- Diskusi Publik/Seminar: Forum diskusi sebagai bentuk implementasi dengan melibatkan berbagai elemen untuk berbagi informasi dan ilmu yang didapat dalam masyarakat ataupun mahasiswa di kampus.
- HOL (House of Leader): Forum antar Perwakilan Mahasiswa Umum bersama Deperma, UKM dan UKMJ. 
Parameters of system “Science, Knowledge, and Information for Everyone”
Suara Mahasiswa “Masih Ada Cara Lain untuk Menyalurkan Aspirasi Mahasiswa”

Kedua, Pembangunan secara Kultural. 
Mahasiswa harus membumi dan mampu bekerja secara produktif. Advokasi dan kegiatan bersama masyarakat harus menjadi pilihan. Mengingat salah satu pilar dari ‘Tri Dharma Perguruan Tinggi’ yaitu Pengabdian Masyarakat. Dalam jangka panjang masyarakat akan mau bergerak berpartisipasi dengan mahasiswa dan diharapkan dengan program kerja tersebut mahasiswa yang tergabung didalamnya mampu menjadi mahasiswa yang kritis dan dapat menyalurkan kreatifitas mereka. Karena seorang mahasiswa tidak hanya dituntut keilmuan yang mereka dapat saat kuliah tetapi juga dituntut untuk dapat mengaplikasikannya pada masyarakat sehingga mahasiswa akan sangat berperan dalam pembangunan bangsa.
Contoh:
- Desa Binaan: Social Improvement, melibatkan elemen mahasiswa serta UKM dan UKMJ.
- Bakti Sosial/Aksi Penggalangan Dana; Mahasiswa bersama-sama turun ke jalan guna mengumpulkan sumbangan yang disalurkan pada masyarakat membutuhkan.

Ketiga, Pendidikan Struktural. 
Selama ini organisasi mahasiswa selalu vis a vis dengan negara. Namun sebenarnya bekerja sama dengan insitusi atau organisasi kampus lain untuk mendukung kerja-kerja mahasiswa sudah saatnya dijadikan opsi pembelajaran. Bagaimanapun sebuah organisasi tidak akan efektif jika tidak bekerja sama dengan pihak-pihak yang bersangkutan.
Contoh:
- FKMPI (Forum Komunikasi Mahasiswa Politeknik se-Indonesia)
- APMPI (Aliansi Pers Mahasiswa Politeknik se-Indonesia)
- Study Banding / menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang bekerjasama dengan institusi pemerintah atau Organisasi Mahasiswa kampus lainnya.

Selain itu, organisasi mahasiswa juga seharusnya melakukan spesialisasi gerakan.
Seharusnya mulai dipilah mana mahasiswa yang cenderung pada bidang politik, organisatoris, ideologis dan mahasiswa-mahasiswa yang ingin bergerak di bidang non politik, seperti wirausaha. Ini semua agar kekuatan aktor perubahan tidak terpusat hanya di ranah politik saja. Namun juga harus ada dan menguasai kekuatan ekonomi, seni, budaya,sosial, dan lainnya. Sehingga ada keseimbangan antara Struktur, Pengawasan, Media, dan Standar Organisasi Mahasiswa dan sinergisitas antar komponen bisa lebih terasa dalam membuat sebuah move/gerakan.
Mahasiswa intelektual dibina secara khusus dengan mentor yang telah disiapkan. Secara serius, regenerasasi adalah harga mati bagi hidup mati sebuah organisasi.
Contoh:
- Leadership Training: Mencakup sosialisasi tertib administrasi organisasi, AD/ART, Mentoring Project, Manajerial orientasi kerja (task oriented/job description).
- Open Recruitment: Memberi ruang kesempatan untuk mereka yang ingin aktif ber-organisasi dalam kegiatan-kegiatan kepanitiaan.

Keberhasilan sebuah lembaga dalam menerapkan good governance dapat dilihat dari adanya akuntabilitas, kapabilitas, dan partisipasi semua stakeholder. Secara mudahnya ialah keterbukaan informasi terkait berbagai pengambilan kebijakan yang nyata. Menginisiasi gerakan yang bisa langsung dirasakan kebermanfaatannya, walaupun kecil tapi berdampak luar biasa dan walaupun singkat namun berkualitas sebagai langkahnya. Karena dengan suatu harapan dan perubahan yang kita gagas bersama bisa menjadi inspirasi orang lain pula untuk berkarya.
Semoga harapan kita sebagai mahasiswa dapat terwujud dan menjadi pemuda yang bisa membawa Negara yang kita cintai ini kearah yang jauh lebih baik. Amin

“Kedudukanmu bukanlah untuk kemapanan dan kedamaianmu saja.
Hanya merasa damai dan mapanlah, jika engkau telah berhasil menjadikan mereka yang kau pimpin hidup dalam kedamaian dan kemapanan.
Politik pencitraan sudah kuno untuk menyerap pemilih muda.Kesuksesan kandidat dalam memenangkan pemilihan raya juga ditentukan oleh keterlibatan langsung mereka pada kinerja di lapangan terhadap calon-calon pemilihnya”

Tuhan memberkati setiap langkah yang kalian ambil, 
Now get ready for the regeneration and wish everything will be better.
Be Aware…




(Pemilu Raya, Senin 23 April 2012)
Wiwin Riza Kurnia Jalur Independent No. 1
Kandidat Presiden Mahasiswa/DEPERMA
Politeknik Negeri Jember 2012/2013



PENDIDIKAN FORMAL
  1. SD Negeri Kepatihan 02 Jember 1998-2003
  2. SMP Negeri 01 Jember 2004-2006
  3. SMA Negeri 04 Jember 2007-2009

PENDIDIKAN NON FORMAL
  1. Winda’s English Course 2002/2003
  2. DELTA, Kompetisi Matematika se- Eks. Karesidenan Besuki, September 2003
  3. Olimpiade Matematika & IPA se-Jatim, September 2003
  1. Pradana Putri Pramuka SPASA 2005/2006
  1. Drumband SPASA 2006-2007
  2. Olimpiade Fisika SMA se-Eks. Karisidenan Besuki, “Pekan Ilmiah Fisika”  HIMAFI Neutron, UNEJ Maret tahun 2008
  3. Kompetisi Musik Aksi Kreatif “Semen Gresik” se Jatim, UNMUH Februari 2009
  4. Pengenalan Kegiatan Kemahasiswaan dan Akademik, Latihan Dasar Kedisiplinan Maba, POLIJE tahun 2010/2011
  5. Pelatihan Jurnalistik dan Road Show RADAR JEMBER, POLIJE Februari 2011
  6. Training Motivasi, FSIAP UNEJ Maret 2011
  7. Bedah Buku “Akses Terhadap Keadilan” Perjuangan masyarakat miskin dan kurang beruntung untuk menuntut hak di Indonesia, ON AIR Prosalina Jember, Mei 2011
  8. Seminar Regional “Pendidikan sebagai Instrumen Untuk Meningkatkan Kualitas Buruh di Indonesia”, IMPARSIAL, UNEJ Mei 2011
  9. Forum Wiken, “Kepemimpinan dan Kearifan Lokal” Mei 2011
  10. Training Nasional “Be the Best Not Be ASA”, UNEJ Juni 2011
  11. Pelatihan “Manajemen Organisasi” POLIJE Juli 2011
  12. Kongres DEPERMA XI Politeknik Negeri Jember 2011
  13. Seminar Nasional Muswil FKMPI (Forum Komunikasi Mahasiswa Politeknik se-Indonesia) “Peran Mahasiswa dalam Pembangunan Karakter Bangsa dan Nasionalisme” Politeknik Manufaktur Negeri Bandung, Agustus 2011
  14. Seminar PMW Politeknik Negeri Jember, September 2011
  15. PELATNAS II APMPI (Aliansi Pers Mahasiswa Politeknik se-Indonesia) “Pers Mahasiswa sebagai Akselelator Kemajuan Pers Indonesia” Poltekkes Malang, 23-27 Oktober 2011
  16. Seminar Nasional dan Dialog Kebangsaan “Menemukan Kembali Republik Indonesia Kita” UNTAG Surabaya, Oktober 2011
  17. Diklat/Kursus Jurnalistik dan TI Tingkat Nasional Presidium, “Membangun Pemuda Berkarakter dan Mandiri. Transformasi Gagasan, Media Alternatif Menguasai Dunia” PHI, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, 09-13 November 2011
  18. Seminar Nasional “Konsep Diri Perempuan” PMI Jember, Februari 2012
  19. PJTD (Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar) “Revolusi Presma yang Kritis dan Cerdas”
Explant POLIJE, Maret 2012
24.  Seminar Koperasi Mahasiswa se-Karisidenan Besuki “Tingkatkan Ekonomi Kerakyatan Dengan Asas Koperasi Untuk Mencapai Masyarakat Yang Lebih Sejahtera” Maret 2012

PENGALAMAN ORGANISASI
  1. Humas di Formaesa (Forum Remaja Rukun Warga Satu) Darwo Timur tahun 2008-2010
  2. Pubdekdok “Tournament Fans Club Regional Jember & Nobar Final Champions Legue”  Juni 2011
  3. Ketua Panitia “Social Improvement” Desa Binaan FKMPI Jawa Timur tahun 2011/2012
  4. Sekben (Sekretaris,Bendahara) Pekka “Pengenalan Kegiatan Kemahasiswaan dan Akademik” Politeknik Negeri Jember tahun angkatan 2011/2012
  5. Ketua Panitia “Sayembara Logo Deperma” Februari 2012
  6. Komisi Khusus di Deperma (Dewan Permusyawaratan Mahasiswa) tahun 2010/2011
  7. Delegasi BEM, MUSWIL FKMPI (Forum Komunikasi Mahasiswa Politeknik se-Indonesia) Bandung, Agustus tahun 2011
  8. Delegasi Munas & Pelatnas II APMPI (Aliansi Pers Mahasiswa Politeknik se-Indonesia) Malang, Oktober tahun 2011
  9. Anggota Forum Komunikasi Mahasiswa Beasiswa Unggulan Politeknik Negeri Jember tahun angkatan 2010/2011
10.  Sekretaris MOC “Master of Ceremony” November 2011
11.  Sekretaris “PORSENI INTERNAL POLIJE” Maret tahun 2012

KEAHLIAN DAN KETERAMPILAN
  1. Bahasa Inggris dan Bahasa Italia Pasif
  2. Menguasai Microsoft Office (Word, Excel, Access, Power Point)
  3. Menguasai Adobe Photoshop CS
  4. Menguasai Photoscape & Corel Draw

KARYA AKHIR
Pemenang Lomba: Proyek Menulis Anak Bangsa Tingkat Nasional,  Juni 2011
“30 Antologi Kisah dan Ide Inspiratif untuk Indonesia”  KOMPASIANA.  

Visi & Misi

Visi
  • Menjadikan DEPERMA sebagai organisasi yang produktif dan kontributif

Misi
  • Menampung aspirasi mahasiswa Politeknik Negeri Jember
  • Turut berpartisipasi dalam peningkatan dan implementasi ilmu pendidikan sebagai wujud dari pilar “Tri Dharma Perguruan Tinggi”
  • Menjalain hubungan baik dengan pihak lembaga, UKM/UKMJ, seluruh mahasiswa Politeknik Negeri Jember serta elemen masyarakat
  • Terciptanya  program-program yang mempunyai manfaat bagi mahasiswa Politeknik Negeri Jember terutama dalam peningkatan potensi mahasiswa (hard skill dan soft skil)
Hidup Mahasiswa!


Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

1 komentar: on "Reposisi Peranan Mahasiswa dalam Peningkatan Produktifitas dan Inovasi Membangun Bangsa"

Unknown mengatakan...

Di era yang serba mudah dan bebas saat ini, banyak sekali mahasiswa yang terjerumus balam budaya hedon, apatis terhadap lingkungan sekitar. Apalagi di tunjang dengan semakin melambungnya/mahalnya kebutuhan hidup, membuat mahasiswa semakin arogan dan individual. Hal ini membuat mereka ingin cepat lulus kuliah tanpa tahu bahwa untuk menghadapi lingkungan kerja yang penuh dengan persaingan bukan hanya di butuhkan prestasi akademis saja, tapi juga soft skill.
Untuk mengasah soft skill bisa dengan aktif di berbagai forum, kepanitiaan/kegiatan serta organisasi, baik intra maupun ekstra kampus. Tapi ironisnya hal itu di pandang sebelah mata bagi mereka.
Melihat realita di atas, bagaimana cara anda untuk memberikan pemahaman kepada golongan mahasiswa yang seperti itu?

Posting Komentar