Minggu, 05 September 2010

Aku adalah Cara Berpikirku (7)

Diary (7)

Pergolakan Kemanusiaan




Apalah arti kesejahteraan, jika tidak memperoleh ketenteraman?

Ciptakan sebuah dunia dimana godaan kematian tidak lagi bersuara, karena hidup dapat dinikmati oleh siapa saja.
(Selama masih dalam batas dan norma yg ada)

Karena inilah kehidupan…
Merupakan anugerah Tuhan yg paling indah.

Tidak ada kata terlambat, jika kita mau segera mengubahnya.

Dalam diary saya kali ini, saya membahas permasalahan dalam tingkatan yg lebih formal, karena menyangkut gagasan akan jihad dalam terorisme yg menjadi momok bangsa kita selama ini. Dan saya mencakup pembahasan dengan mengambil beberapa pokok teori dari kajian-kajian jihad selama ini.

Hal terbaik yg bisa dilakukan adalah menarik benang merah dari semua pergolakan yg ada.

Otoritas kekuasaan yg diperoleh secara langsung dan sebuah kontrak di tengah-tengah rakyat, yg kemudian menjadi penciptanya, ketaatannya, namun yg pada akhirnya menjadi rakyat yg berkuasa. Apa itu yg kita inginkan?

“Kekuasaan” hanya akan menimbulkan perpecahan dalam kehidupan.
Karena tidak ada yg mau hidupnya berantakan.

Kita bukan Tuhan, yg bisa menentukan nyawa seseorang sesuka kita.

Sama seperti sekarang, jika seseorang mungkin bisa saja menentukan nyawa anda semaunya, sedangkan anda masih belum siap untuk meninggalkan dunia.
Bukankah yg berhak menentukan kehidupan hanyalah Tuhan, dan kita sebagai manusia hanya berhak menggunakan estetika dalam kehidupan, menggunakan kesempatan hidup yg kita punya untuk bekal menuju akhirat nantinya.

Dalam buku Jihad vs Mc World yg saya baca,
Rosseau menegaskan “Di kota-kota besar penuh dengan rencana orang-orang aneh seperti tanpa agama, atau prinsip yg jelas, yg imajinasinya rusak oleh kemalasan, kemerdekaan, cinta kesenangan, dan kebutuhan-kebutuhan besar, hanya menciptakan monster-monster yg hanya mengilhami kejahatan”
Perang dingin yg hanya menciptakan propaganda dan citra kepada jasa langsung pada gagasan politik dalam perjuangan demi hati dan pikiran manusia.
“Terorisme”
Mereka menyerukan keintiman kolektif antar suku/gang, tetapi membuat jalur jalan di atas anonimitas dan kesendirian dunia maya.
Seolah sama-sama terpesona oleh darah yg mengikat mereka, dan darah yg mereka tumpahkan.
Bagaimanapun juga, mereka seperti mengemudikan dunia tanpa darah promosi dan produk, seolah-olah mereka lahir untuk itu.
Hasilnya, dalam diri orang-orang yg berjuang ini tampaknya akan mengondisikan hasil itu untuk peradaban global yang prospeknya tidak begitu menjanjikan.
Padahal sudah jelas, bahwa Islam adalah agama yang kompleks, yang sama sekali tidak sinonim dengan jihad.
Ia relatif ramah, sama sekali tidak mengajarkan kekerasan, dan ini sebaliknya, mengapa malah menyuburkan kondisi-kondisi yg mendukung permusuhan pada yg lain ciri-ciri membentuk apa yg dinamakan jihad?
Mereka seolah berjuang di bawah Tuhan dengan keyakinan bahwa perang itu suci, maka mereka tidak akan kalah bahkan ketika belum menang.
Bukankah malahan ini yg terlihat seperti merekalah Tuhan-nya….?? -_-“
Saya tidak mengerti, apa memang saya yg belum terlalu jauh mengetahui tentang hal ini.
Sebatas kemampuan saya mencari pembahasan yg bisa dimengerti,
Jihad mengidentifikasi jati dirinya dengan mengkontraksikannya dengan sebuah “lain” yang asing, dan menjadikan politik sebuah alat untuk menimbulkan kesulitan dan kemarahan. Mendukung komunitas-komunitas, tetapi mengorbankan toleransi dan mutualitas, dan karenanya menciptakan sebuah dunia dimana kepemilikan lebih penting daripada pemberdayaan dan tujuan tujuan kolektif yg dibentuk oleh para pemimpin untuk karismatik menggeser alasan-alasan umum yg dihasilkan oleh pertimbangan demokratis.
Seolah berbicara dengan penentuan nasib sendiri tetapi memangkas kemandirian kolektif dari kebebasan aktif setiap warga negara.
Yang jelas, Perjanjian yang merupakan Jihad, selanjutnya bukanlah ciri Islam, melainkan sebuah karakteristik bagi seluruh fundamentalisme.
Karena sebagai sebuah agama, Islam memiliki kecenderungan yg universalis, telah menunjukkan toleransi kepada agama lain bahkan ketika dipeluk oleh kaum minoritas yg hidup di negara-negara muslim.
Jadi tidak ada alasan untuk menghancurkan kaum kafir,
Mengapa?
Jika kita sebagai pemeluk agama Islam menyatakan selain agama Islam itu kafir, bagaimana dengan yg sudah berjasa untuk umat kita?
Contohnya saja Presiden Barack Obama, meskipun sebagian menentang kebijakannya karena stempel Islam identik dengan “terorisme” yg kita buat cap itu sendiri, beliau masih tetap membangunkan Masjid untuk sebagian kaum kita di Amerika.
Padahal kita sendiri yg berada dalam Negara mayoritas Islam saja kemarin mengetahui adanya Penyerbuan Masjid dalam tragedi Ahmadiyah, yg bahkan “sama-sama” Islam sendiri yg saling menghancurkan!
Ini bukan masalah hukum, tapi sedikit toleransi agama yg sewajarnya.
Jangankan menyatakan untuk mengungkapkan banyak terima kasih kepada kaum mereka, tegakah kita masih ingin menghancurkannya?
Sungguh bukan seperti apa yg diajarkan dalam hadist Al-Quran sebagaimana yg kita percayai menjadi pedoman kehidupan.
Memang benar, seperti contoh, dahulu Rasulullah dan para sahabat pernah dikalahkan oleh orang-orang kafir dalam suatu perang.

Tetapi kekalahan itu, karena Allah hendak memperingatkan para mujahid yg waktu itu tergiur oleh harta rampasan dan tipuan kaum munafik.
(Perlu diketahui, mujahid disini bukan orang-orang muslim yg dikonotasikan beraliran radikal, fundamental alias bergaris keras : pembunuh dan teroris.
Itu hanya sengaja ditanamkan oleh orang-orang Islam phobia sejak anak-anak, sehingga sampai saat ini masih banyak pandangan orang Barat bahwa Islam-lah yg kafir, disebabkan identik dengan kekerasan, pembunuh, tak suka perdamaian, dan pendek kata “menyeramkan” dan bukan seperti yg kita percayai “menyejukkan”, bahkan itu semua  dikarenakan ulah terorisme kita sendiri)
Jika memang kita mengaku mukmin sejati, bukankah kita percaya akan kekuasaan-Nya?
Seharusnya kita memperkuat iman, bukan menghancurkan lawan.
Pada akhirnya, Allah akan menepati janji-Nya, menunjukkan mana kebenaran, dan mana yg batil.

"Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah jahanam kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya." (QS. an-Nisa [4]:93)

Semoga bisa dijadikan renungan kita,
Dan apabila terdapat kesalahan maupun kekurangan dalam penyampaian gagasan ini, mohon diharapkan pembenaran dan tambahan jika berkenan.

Terimakasih,,


Lanjudkan…^^v
Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

1 komentar: on "Aku adalah Cara Berpikirku (7)"

Posting Komentar