Jumat, 10 Februari 2012

Terapi untuk Pecandu Game Online


Perkembangan pengguna internet di dunia dan di Indonesia sangat pesat. Hal ini memicu munculnya tren baru di kalangan pengguna internet. Bermain game online adalah salah satu tren yang sedang mewabah saat ini.

Permainan game online kini tengah digandrungi anak-anak dan kaum muda. Tren game online saat ini menjadi konten hiburan sekaligus memberi pengalaman berkomunitas, kerja sama tim, dan melatih kecermatan serta kecepatan bagi penggilanya. Sederhananya, game online adalah permainan eletronik berbasis teknologi audio video dengan bantuan komputer. Hanya saja, sebagai medianya, game online menggunakan jaringan internet.

Beberapa game online yang cukup populer di antaranya Master of Fantasy Ragnarok, GetAmped R, Seal Online, dan RF Online. Sebutlah Ragnarok yang genre massive multiplayer online role playing game (MMORPG), Pangya yang bergenre fantasy sport, atau malah Gunbound yang masuk kategori turn based. Jenis genre macam itu yang kemudian mengotak-ngotakkan beberapa game sehingga mempunyai penggemarnya sendiri. Hal ini yang membedakan dengan game online standar yang jamak dijumpai di situs-situs macam Yahoo atau MSN.

Masih banyak game kekerasan dan sadis lainnya yang menjadi tren bagi usia anak-anak hingga dewasa. Game yang sarat dengan penembakan, pemukulan tendangan dan saling banting seperti WWF Smack Down, Tekken, Mortal Kombat, Naruto, atau pun Resident Evil. Sedangkan game yang bernuansa dunia hitam dan perkelahian antar geng, kini sedang naik daun. Seperti Mafia, Triad, Yakuza, Bully Scholarship Edition, ManHunt, Crime Life: Gang Wars, The GodFather dan sebagainya.

Siapa saja bisa ikut dalam permainan ini, dan memilih karakter yang mereka inginkan. Para pemain juga dapat memilih senjata dan perlengkapan yang akan mereka gunakan dalam permainan. Pada intinya, permainan ini seakan sebuah petualangan di dunia maya, dimana kita serasa benar-benar terlibat di dalamnya.

Dengan uang Rp5.000, anak-anak sudah bisa mengakses game online di warnet. Game adalah permainan yang mengasyikan dan menghibur anak. Anak diajak menjelajahi dunia lain yang penuh tantangan dan meningkatkan adrenalin mereka. Banyak hal yang dapat mereka pelajari. Selain itu, mereka juga dapat menjadi superior (pahlawan) dengan memegang kendali atas tokoh-tokoh yang ada di dalamnya. Agar dapat berjalan sesuai dengan keinginan sang pemainnya, yaitu menjadi pemenang dengan poin minimal mencapai target.

Begitu juga yang terjadi pada pasangan Ratna (35) dan Jeffry (38), warga Jalan Tasbih Medan. Pasangan satu ini memiliki empat putra yang telah kecanduan game online. Gara-gara maniak game, anak sulungnya yang duduk di bangku SMU tidak mau lagi melanjutkan sekolahnya. Sedangkan putra ketiganya saat ini ogah-ogahan sekolah dan sering bolos sekolah hanya karena game online. “Awalnya anak-anakku kecanduan game di play station. Ayahnya membelikan play station agar anak kami betah di rumah. Tapi malah jadi kecanduan main play station,” ungkap Ratna.

Kemudian, katanya, sejak muncul game online belakangan ini, anaknya malah sering meminta uang untuk ke warnet bermain game online. “Saya tak bisa berbuat apa-apa. Satu jam main game online biaya Rp5.000. Kalau sudah habis main, minta duit lagi. Saya hitung-hitung, hampir seratus ribu saya sediakan uang untuk keempat putra saya bermain game online,” kata Ratna.

Ratna mengaku, ia bersama suaminya sudah melakukan tindakan keras kepada anaknya agar tidak candu bermain game. Caranya dengan tidak memberikan uang. Namun, keempat anaknya malah nekad mencuri uang dari toko mereka. “Jika tidak bisa mencuri, anak-anak saya berani berhutang dengan teman atau tetangga agar bisa bermain game. Saya dan suami sudah habis akal. Sekarang anak kami malas sekolah, malas belajar dan malas mandi. Kerjaannya seharian duduk di warnet. Kalau dilarang jadi uring-uringan,” bilang Ratna.

Ratna berharap, banyaknya korban kecanduan game harus segera diantisipasi pemerintah dengan perlu segera mengadakan UU anti game. Game yang sarat dengan kekerasan hendaknya dilarang dikonsumsi di negara ini.

Menurut para dokter yang meneliti kecanduan video game, alasan seseorang bisa ketagihan bermain game adalah karena game tersebut sengaja dirancang agar pemainnya semakin sering bermain game.

1. Pemain butuh menghabiskan banyak waktu dan energi untuk menciptakan sebuah karakter dan persona virtual mereka. Game tersebut memang dirancang agar mereka ‘menginvestasikan’ banyak waktu dan usaha untuk memperluas karakter dan kemampuan mereka.

2. Belum lagi pemain difokuskan untuk mendapatkan senjata baru atau score yang tinggi, ini akan membuat pemain enggan berhenti bermain sebelum mereka memenuhi target mereka. Tentu saja, begitu target tercapai, selalu ada target yang lebih besar berikutnya, dan berikutnya.

3. Game multiplayer online memang dirancang untuk interaktif agar pemain bekerja sama untuk mencapai tugas tertentu. Karena itu pemain merasa tidak dapat meninggalkan permainan sebelum memenuhi kewajiban untuk tim mereka.

4. Daya tarik lainnya dari game tersebut adalah aspek sosial. Di dunia game online tersebut mereka bisa menjadi siapa saja sesuai yang mereka inginkan, dan relatif mudah untuk meningkatkan karakter. Masalahnya adalah mereka kesulitan belajar bersosialisasi di dunia nyata, khususnya buat mereka yang memang kesulitan berteman.

5. Candu lainnya yang menarik adalah game ini bisa dijadikan sebagai pelarian dari masalah-masalah di dunia nyata. Tentu saja hal ini merupakan pengaruh negatif karena lebih banyak menghabiskan waktu bermain game ketimbang menyelesaikan masalah yang dihadapi.

***

Berikut adalah beberapa gejala kecanduan game. Jika gejala di bawah ini ternyata banyak yang menimpa anak Anda, maka waspadalah..

- anak lebih banyak menghabiskan waktu bermain game pada jam-jam di luar sekolah
- tertidur di sekolah
- sering melalaikan tugas
- nilai di sekolah jeblok
- berbohong soal berapa lama waktu yang sudah dihabiskan untuk ngegame
- lebih memilih bermain game daripada bermain dengan teman
- menjauhkan diri dari kelompok sosialnya (klub atau kegiatan ekskul)
- merasa cemas dan mudah marah jika tidak ngegame

Sementara gejala-gejala fisik yang bisa menimpa seseorang yang kecanduan game antara lain:
- Carpal tunnel syndrome (gangguan di pergelangan tangan karena saraf tertekan, misalnya jari-jari tangan menjadi kaku)
- mengalami gangguan tidur
- sakit punggung atau nyeri leher
- sakit kepala
- mata kering
- malas makan / makan tidak teratur

So??

Pilih Permainan Edukatif
Adakalanya game sangat berguna. Game tidak hanya dikenal kalangan anak-anak tapi di kalangan dewasa bukan hal yang asing lagi. Seiring dengan kemajuan zaman yang sangat dinamis, game juga menawarkan hal-hal yang baru dan cukup menggoda. Apalagi saat ini sedang tren game online.

Kekurang disiplin dan pengalihan fungsi dari game ini menjadi hal yang sangat mengkhwatirkan. Baik di kalangan anak-anak, dewasa, maupun orangtua. Oleh sebab itu perlu adanya filter untuk mengurangi atau pun menghindari dampak dari kecanduan game.
Mungkin bisa dengan memperhatikan bentuk dari permainan/game yang di mainkan, membuat jadwal untuk bermain game guna tidak menghabiskan banyak waktu kita, perlu adanya pengawasan ekstra ketat dari orangtua, jangan pernah melarang anak untuk bermain game karena dapat memperburuk keadaan, beri pengetahuan tentang game kepada anak tentang sebab maupun akibat dari permainan/game tersebut. Kemudian, memberikan waktu yang cukup kepada anak.

Namun, bila anak sudah terlanjur candu bermain game, orangtua perlu melakukan beberapa upaya:

1. Berikan waktu luang dan perhatian yang banyak kepada anak-anak Anda. Ada kesan bahwa orangtua yang sibuk bekerja dengan mudah menyediakan perangkat video game hanya karena tidak mau repot dengan anak. Mereka mau membelikan apa pun asalkan dapat membuat anak diam. Seharusnya, orangtua boleh memberikan mainan yang anak minta asalkan ada kendali juga dari orangtua. Padahal cara ini bisa berdampak pada lemahnya keterampilan emosi anak. Mereka tidak belajar bagaimana mengelola keinginan atau mengambil pertimbangan.
2. Orangtua harus lebih selektif dalam mencarikan mainan untuk anak-anaknya. Sebisa mungkin permainan yang mempunyai unsur edukatif, bukan permainan yang mengandung adegan kekerasan.
3. Buatlah sebuah peraturan yang dibuat oleh Anda dengan anak Anda secara bersama-sama. Di antaranya perihal batasan waktu antara bermain game, belajar, dan kegiatan sosialisasi anak dengan teman-temannya.
4. Orangtua harus menanamkan pemahaman keagamaan kepada anak dengan baik. Sebab hal ini akan berpengaruh kepada moral anak. Moral anak dipengaruhi dan dibentuk oleh lingkungan rumah, lingkungan sekolah, lingkungan teman-teman sebaya, segi keagamaan, juga aktivitas-aktivitas rekreasi.

Tapi, bagaimana jika saat ini Anda sedang menghadapi anak yang telah terlanjur kecanduan dan sulit sekali mengubah kebiasaan bermain game-nya? Bahwa anak mengorbankan kegiatan sosialnya, enggan mengerjakan PR, dan ingin mengurangi ketergantungannya, namun tak bisa adalah beberapa indikasi anak kecanduan video game.

Memang perlu usaha yang keras untuk dapat mengembalikan keadaan anak seperti semula. Apakah anak perlu diterapi? Mungkin saja, jika tarafnya sudah sedemikian parahnya. Orangtua harus melibatkan ahli-ahli lain untuk mengembalikan anak pada kondisi normal, bisa belajar berpikir dengan baik, mampu beradaptasi dengan lingkungan sosial dan sekolah, serta dapat mengikuti proses belajar-mengajar di sekolah dengan wajar.

Terapi juga diarahkan agar anak bisa belajar mengelola emosinya, mampu menghidupkan perasaannya dengan baik dan sehat, serta belajar menumbuhkan inisiatif positif.

SECARA SOSIAL:
Hubungan dengan teman, keluarga jadi renggang karena waktu bersama mereka menjadi jauh berkurang.
Pergaulan kita hanya di game on line saja, sehingga membuat para pecandu game online jadi terisolir dari teman-teman dan lingkungan pergaulan nyata.
Ketrampilan sosial berkurang, sehingga semakin merasa sulit berhubungan dengan orang lain.
Perilaku jadi kasar dan agresif karena terpengaruh oleh apa yang kita lihat dan mainkan di game online.

SECARA PSIKIS:
Pikiran kita jadi terus menerus memikirkan game yang sedang kita mainkan. Kita jadi sulit konsentrasi terhadap studi, pekerjaan, sering bolos atau menghindari pekerjaan.
Membuat kita jadi cuek, acuh tak acuh, kurang peduli terhadap hal-hal yang terjadi di sekeliling kita.
Melakukan apa pun demi bisa bermain game, seperti berbohong, mencuri uang, dll.
Terbiasa hanya berinteraksi satu arah dengan komputer membuat kita jadi tertutup, sulit mengekspresikan diri ketika berada di lingkungan nyata.

SECARA fISIK:
Terkena paparan cahaya radiasi komputer dapat merusak saraf mata dan otak
Kesehatan jantung menurun akibat bergadang 24 jam bermain game online. Ginjal dan lambung juga terpengaruh akibat banyak duduk, kurang minum, lupa makan karena keasyikan main.
Berat badan menurun karena lupa makan, atau bisa juga bertambah karena banyak ngemil dan kurang olahraga.
Mudah lelah ketika melakukan aktivitas fisik, kesehatan tubuh menurun akibat kurang olahraga. Yang paling parah adalah dapat mengakibatkan kematian.

Di bawah ini ditawarkan sejumlah tips yang bisa dijadikan ‘pagar’ untuk melindungi buah hati Anda dari bahaya game online:

1. Hal pertama yang harus dilakukan ialah dengan mengikuti aturan dasar dalam hal keamanan online. Apa itu? Di dunia maya, informasi yang kita miliki tidak boleh diumbar apalagi jika informasi itu bersifat pribadi. Inipun berlaku di ranah game online. Hindari memposting nama lengkap, alamat rumah, nomor telepon dan data apapun yang bisa mengindentifikasi diri.

2. Di game online terdapat layanan live voice chat. Nah, jika pemain memutuskan untuk memakai fitur live voice chat, disarankan untuk menggunakan voice mask. Program ini dikeluarkan oleh Microsoft dan sejumlah perusahaan untuk melindungi gamer online. Dengan program tersebut, gamer bisa menyamarkan suaranya agar gender ataupun usia mereka tidak dikenali. Suara si gamer bisa diubah ke dalam suara robot, orang dewasa atau suara lainnya yang mereka pilih. Tentunya hal ini sangat bermanfaat bagi gamer muda atau gamer perempuan guna menghindari aksi pelecehan atau aksi buruk lainnya.

3. Jika program voice mask tidak dirasa aman, maka tips berikutnya adalah sebaiknya sama sekali tidak menggunakan fitur live voice chat. Pada kenyataannya, sebagian besar gamer tidak memakai layanan ini karena dianggap malah mengganggu konsentrasi. Namun, sebagian lainnya memakainya dengan tujuan-tujuan tertentu di mana mereka inilah yang patut diwaspadai. Gamer yang lebih suka nge-chat dibanding ngegame, sebaiknya dihindari.

4. Tidak semua piranti game online dilengkapi dengan parental control. Sebagai orang tua sebaiknya menggarisbawahi hal tersebut. Untuk Xbox, teknologi itu telah dijejali dengan parental control sehingga memungkinkan orang tua untuk mengatur apakah buah hati mereka layak untuk menggunakan live voice chat atau tidak. Sedang jika piranti yang dibeli tidak memiliki kontrol ini, maka orang tua dihimbau memperhatikan apa yang ditawarkan oleh sistem permainan tersebut agar tidak berisiko terhadap keamanan penggunanya.

Cara menyembuhkan para pecandu game online.
Sangat susah jika sudah masuk ke tahap "Addicted". Tapi ada yang perlu ditekankan:
1. Apakah prestasi belajarnya terganggu gara-gara game?
2. Apakah dia jadi suka bergadang or bangun telat gara-gara game?
3. Apakah sifatnya menjadi berubah? (Contoh: Suka berbohong, malas, sampai mencuri uang)

Karena ada sebagian orang yang mampu menyeimbangkan antara hak dan kewajibannya. Di satu sisi dia adalah gamer maniak, namun dia tidak mempunyai masalah di bidang prestasi akademik dan yang lainnya.

Kalau gaming sudah mempengaruhi prestasi dan merubah sifatnya, cobalah sharing dengannya mengenai masalah ini (jangan dimarahi, karena itu akan membuatnya semakin down dan akan lari ke game lagi). Kuncinya hanya satu, keterbukaan. Kita tidak bisa menutup mata bahwa fenomena "Online Game" ini sudah masuk dan populer di kalangan anak sekolah. Untuk itu, cobalah browsing di Internet untuk mengetahui informasi mengenai game yang ia mainkan. Karena dengan mengetahui yang ia mainkan akan lebih mudah untuk sharing dengannya.

Satu lagi, kalau anda merasa keahliannya dalam bermain game cukup mahir, kenapa tidak menyalurkan bakatnya tersebut? Banyak turnamen game yang diselenggarakan hampir di setiap kota di Indonesia. Jika dia menang, maka anda telah menemukan bakatnya di bidang game yang awalnya anda pandang negatif. Siapa tahu dia akan menjadi juara nasional, dan membela Indonesia dalam kancah game di dunia Internasional?

Unsur yang paling penting adalah niat, kebulatan tekad dan kontrol diri untuk dapat terlepas dari kecanduan game online dan kembali menata kehidupan yang terganggu akibat kecanduan itu.
Setelah ada niat, kita pun perlu mengakui bahwa kita tidak berdaya melawan keingian untuk bermain dan mengakui bahwa hidup kita jadi tidak terarah dan tidak teratur akibat game online itu.
Berdoa, minta pertolongan dan kekuatan Tuhan untuk dapat lepas dari kecanduan ini.
Buatlah daftar alasan mengapa ingin menghentikan kecanduan game on-line. Kita dapat bertanya ke keluarga atau teman dekat untuk membantu kita melengkapi daftar itu. Tempelkan daftar ini di tempat yang mudah dilihat oleh kita untuk membantu menguatkan komitmen kita.
Buatlah rencana kapan kita mau berhenti sepenuhnya. Kontrol diri sangat penting dalam hal ini. Kurangi secara bertahap frekuensi bermain game online.
Tuliskan keuntungan yang dirasakan selama mengurangi dan membatasi bermain game online. Ketika kita kembali bermain tanpa mengenal batas waktu setelah kita berhasil berhenti bermain, bukan berarti rencana kita gagal. Hal itu wajar terjadi. Yang terpenting adalah kita belajar dari pengalaman kita agar hal itu tidak terjadi lagi.
Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

3 komentar: on "Terapi untuk Pecandu Game Online"

nonayume clewett mengatakan...

gak bisa di share k fb ya?
padahal pengen sadarin pacar yg maniak game online..

vio mengatakan...

Mslh nya...ada 1 anak...uda addicted
..suka nipu.
Ga naik kelas 3 x nga di tindak keras sm ortu malah smkin parah skrg...ga tidur
..telat skola..tdur dlm kelas..ortu nya tidak perna nindak kekerasan...dia di nasehat selalu berkelit dan tidak mengakui kesalahan...bahkan suka kasar terhadap ortu dan guru...saran nya dnk...gmn supaya dia bs brubah..perlu rehab apa gmn nga?saya suda browsing ada yg saran di rehab...tapi apa indo bisa?

Anonim mengatakan...

anak yang ketagihan main game sebenarnya memiliki gelombang otak dan kecerdasan diatas rata-rata orang pada umumnya.
Tinggal bagaimana caranya kita mampu mengarahkan agar anak tersebut mampu mengoptimalkan gelombang otaknya untuk meningkatkan prestasi akademiknya
bergabunglah dengan kami di www.bakatsuper.com dan temukan rahasia ajaib otak manusia

Posting Komentar