Bukan tanpa alasan mengapa bayi dan anak harus cukup tidur. Tidur merupakan salah satu rangsang bagi tumbuh kembang otak. Karena itu, pada masa kanak-kanak persentase tidur anak harus lebih banyak daripada orang dewasa.
Penelitian terbaru menemukan adanya kaitan antara minimnya jam tidur dengan kesehatan emosional anak.
Banyak dampak negatif yang dirasakan anak, seperti menurunnya prestasi akademik, emosi yang tidak stabil, obesitas, meningkatnya gangguan konsentrasi, kurangnya rasa percaya diri, hingga depresi.
Menurut Dr Sadeh, anak yang kurang tidur biasanya memiliki tingkat kecerdasan (IQ) yang lebih rendah. Hal ini terjadi karena anak yang lelah akibat kurang tidur tidak mampu menyerap informasi atau pelajaran baru karena otak mereka sudah kehilangan "kekenyalannya" untuk membuat sambungan baru.
Penelitian lain menyebutkan, kurang tidur akan mengurangi kemampuan tubuh dalam mengambil glukosa dari peredaran darah. Tanpa glukosa, ada bagian otak yang disebut Executive Function, yang berfungsi menyelaraskan antara tujuan dan konsekuensi tindakan, terganggu. Otak yang lelah juga menghambat pengeluaran ide-ide kreatif.
Penelitian lain menyebutkan, kurang tidur akan mengurangi kemampuan tubuh dalam mengambil glukosa dari peredaran darah. Tanpa glukosa, ada bagian otak yang disebut Executive Function, yang berfungsi menyelaraskan antara tujuan dan konsekuensi tindakan, terganggu. Otak yang lelah juga menghambat pengeluaran ide-ide kreatif.
Perkembangan otak anak akan terus terjadi sejak di dalam kandungan hingga anak berusia 21 tahun, dan sebagian besar prosesnya terjadi saat anak tidur. Karena itu, dampak dari kurangnya waktu tidur akan lebih dirasakan anak ketimbang orang dewasa.
Jean Rhodes, PhD, psikolog dan profesor dari University of Massachusetts, menjelaskan ketika anak-anak memiliki jam tidur yang sesuai kebutuhan mereka, rasa percaya diri mereka juga akan meningkat. Sementara poling yang dilakukan oleh The National Sleep Foundation pada 2004 di Amerika melaporkan, sekitar 34% anak tidak mendapatkan jam tidur yang mereka butuhkan.
Para peneliti telah menganalisa pola tidur sekitar 2000 anak selama tiga tahun. Hasilnya menunjukkan, mereka yang tidur hanya beberapa jam saja, dilaporkan lebih banyak mengalami gejala depresi dan memiliki rasa percaya diri yang kurang, dibanding anak-anak dengan tidur yang cukup.
Kemudian, berapakah jam tidur yang dikatakan cukup itu? Anak berusia tiga hingga enam tahun memerlukan 10 jam tidur setiap malamnya. Untuk anak usia tujuh tahun ke atas, termasuk anak pra-remaja, membutuhkan 9 jam untuk tidur.
Lalu bagaimana membuat buah hati kita dapat tertidur lebih awal dan mendapatkan jam tidur yang mereka butuhkan? Tetapkanlah jam tidur si kecil dan usahakan anak selalu patuh pada aturan tersebut. Buat juga larangan menonton TV hingga larut, juga larangan mengonsumsi soda atau cemilan sebelum tidur.
Para peneliti telah menganalisa pola tidur sekitar 2000 anak selama tiga tahun. Hasilnya menunjukkan, mereka yang tidur hanya beberapa jam saja, dilaporkan lebih banyak mengalami gejala depresi dan memiliki rasa percaya diri yang kurang, dibanding anak-anak dengan tidur yang cukup.
Kemudian, berapakah jam tidur yang dikatakan cukup itu? Anak berusia tiga hingga enam tahun memerlukan 10 jam tidur setiap malamnya. Untuk anak usia tujuh tahun ke atas, termasuk anak pra-remaja, membutuhkan 9 jam untuk tidur.
Lalu bagaimana membuat buah hati kita dapat tertidur lebih awal dan mendapatkan jam tidur yang mereka butuhkan? Tetapkanlah jam tidur si kecil dan usahakan anak selalu patuh pada aturan tersebut. Buat juga larangan menonton TV hingga larut, juga larangan mengonsumsi soda atau cemilan sebelum tidur.
0 komentar: on "Bila Anak Kurang Tidur"
Posting Komentar