Kamis, 30 Desember 2010

Menjadi Ayah yang Baik dan Hangat

Memang, ada suasana yang berubah kali pertama menjadi ayah. Tangisan bayi, kesibukan
menggantikan popok hingga kemanjaan istri setelah habis melahirkan. Bersabarlah, dan nikmati
saja. Termasuk ketika Anda mesti mencuci pakaian si kecil karena tak ada pembantu di rumah.

Lantas, bagaimana menjadi ayah yang hangat dan baik ?

Pandangan bahwa pengasuhan anak dalam keluarga menjadi porsi ibu mulai berubah. Terutama
setelah muncul gerakan yang mengakibatkan terjadinya pergeseran konsep dari motherhood
menjadi parenthood. Artinya, bukan hanya ibu yang penting, tetapi orang tua: ayah dan ibu.
Dari sini mulai dikembangkan konsep orang tua yang baik dan hangat.

Bagi sang anak, sosok ayah sangatlah berarti. Buat anak, ayah adalah kombinasi seorang
pahlawan, pembimbing, penasihat, pelindung, guru, sekaligus kawan. Wow, bejibun. Karena itu,
Anda perlu mempersiapkan sebaik mungkin.

Pertama, luangkan waktu Anda untuk aktivitas di rumah. Maksudnya, Anda mesti menerima bahwa
kehadiran si kecil mengharuskan Anda mengurangi segala kebebasan dan hobi Anda. Yakinlah
bahwa si kecil butuh perhatian, waktu, tenaga dan pikiran Anda. Bukan hanya kegiatan di luar
yang mesti dikurangi. Sikap hidup boros juga mesti distop. Ada kebutuhan si kecil yang
mungkin membutuhkan banyak pengeluaran.

Kedua, jalinlah komunikasi. Komunikasi yang sudah terjalin sejak si kecil dalam kandungan
jangan sampai terputus. Karena kalau itu diabaikan, Anda akan mengalami kesulitan untuk bisa
dekat dengan anak. Berikan cukup waktu dan peluang seluas-luasnya bagi anak untuk bercerita
dan didengarkan. Secara psikologis pun kalau orang tua sering bertemu dan berdialog dengan
anak, anak akan menghormati orang tuanya. Semakin besar dukungan Anda terhadap anak, semakin
tinggi perilaku positif anak.

Ketiga, ajak ia berbicara, tertawa atau bermain. Biar pun sedikit, luangkanlah waktu untuk
bercengkerama dengan dia. Kembangkan konsep pertemanan di mana ayah tidak selalu memerintah
ataupun melarang, dan sebagai orang tua mereka juga bisa ditegur atau diajak bermain.

Keempat, libatkan ia dalam pekerjaan Anda. Kebanyakan anak memandang kantor, pabrik, atau
toko tempat ayahnya bekerja sebagai sebuah tempat asing. Dengan sesekali mengajak anak ke
tempat kerja akan membuat mereka kenal dengan kegiatan ayahnya sehari-hari.

Kelima, bangun citra diri anak. Khususnya citra diri mengenai kelaki-lakian. Bagaimanapun
ayah punya peran penting dalam pembentukan kepribadian si anak di masa depan. Kedua orang tua
diharapkan menunjukkan pada anaknya bahwa tanggung jawab keluarga itu memang harus dipikul
bersama-sama. Misalnya, mengasuh anak, bernyanyi, bermain dengan anak-anak. Artinya, wawasan
gender dalam peran laki-laki dan perempuan itu tidak dipersempit, tetapi sebaliknya
diperluas.

Terakhir, baca hasil riset ini. Ayah yang hangat membuat anak lebih mudah menyesuaikan diri,
lebih sehat secara seksual, dan perkembangan intelektualnya lebih baik. Keterlibatan ayah
dalam keluarga juga akan meningkatkan IQ anak sampai 6 - 7. Di samping itu anak akan lebih
memiliki rasa humor, lebih percaya diri, dan punya motivasi belajar.

Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

0 komentar: on "Menjadi Ayah yang Baik dan Hangat"

Posting Komentar