Mata air panas atau sumber air panas adalah campuran dari sumber air panas dan dingin yang bercampur, namun ini biasanya terjadi di luar daerah vulkanik, merupakan mata air yang dihasilkan akibat keluarnya air tanah dari kerak bumi setelah dipanaskan secara geotermal (panas bumi).
Semakin dalam letak batu-batuan di dalam perut bumi, semakin meningkat pula temperatur batu-batuan tersebut. Peningkatan temperatur batuan berbanding dengan kedalaman disebut gradien geotermal. Air merembes ke dalam kerak bumi, dan dipanaskan oleh permukaan batu yang panas. Air yang sudah dipanaskan keluar di mata air panas yang lokasinya jauh dari gunung berapi.
Dan air yang keluar suhunya di atas 37 °C (suhu tubuh manusia), namun sebagian mata air panas mengeluarkan air bersuhu hingga di atas titik didih.
Karena mulanya magma merupakan batuan beku, berada dalam tekanan tinggi dan kadang kala memancut keluar melalui pembukaan gunung berapi dalam bentuk aliran lava atau letusan gunung berapi, maka mengandung larutan gas dan tidak pernah sampai ke permukaan bumi.
Air menjadi terlalu panas hingga membentuk tekanan uap, dan menyembur ke permukaan bumi sebagai geyser, yang merupakan mata air panas yang menyembur secara periodik, mengeluarkan air panas dan uap air ke udara, sehingga dapat mengencerkan padatan mineral, karena air dari mata air panas mengandung kadar mineral tinggi, seperti kalsium, litium, atau radium.
Sumber air panas juga dapat terjadi akibat pemanasan air dalam tanah karena aktivitas vulkanik di suatu gunung berapi yang aktif. Tapi ada juga sumber air memanas karena kontak dengan magma sehingga bisa meleburkan batu, biasanya ini terjadi di daerah gunung api, di mana suhu air akan menjadi sangat panas bahkan mencapai titik didih.
Di seluruh dunia terdapat mata air panas yang tidak terhitung jumlahnya, termasuk di dasar laut dan samudra.
Salah satu contohnya adalah sumber air hangat di Georgia.
Jika secara teori, air hangat atau panas lebih tahan dalam menyimpan kandungan padat atau tidak melarutkan, maka tak heran kalau sumber air hangat maupun panas, menyimpang berbagai kandungan tambang yg memang di bawa dari perut bumi. Antara lain kalsium, lithium, juga radium. Itu yang membuat sumber air hangat maupun panas banyak digunakan untuk pengobatan/rehabilitasi karena dinyakini bisa memberi efek terapi.
Mandi berendam di dalam air panas bermineral dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Bahkan berdasarkan alasan tersebut, orang membangun pemandian air panas dan spa untuk tujuan rekreasi dan pengobatan.Beberapa manfaat terapi mandi air panas :
Penyelidikan yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine menunjukkan beberapa temuan penting mengenai manfaat mandi air panas :
- Para penderita diabetes yang menghabiskan waktu selama setengah jam berendam dalam air suam / hangat dapat menurunkan tingkat gula darah sebesar 13 %.
- Penelitian di Jepang menunjukkan 10 menit berendam dalam air panas dapat memperbaiki kesehatan jantung, terutama untuk lelaki.
- Mandi air panas dapat mengeluarkan racun. Mandi dengan air bersuhu antara 32 – 35 celcius dapat membuka pori pori yang dapat membantu mengeluarkan racun toksin dalam tubuh.
- Dapat menyembuhkan sakit otot / pegal.
- Mandi air panas selama 10 – 20 menit dapat menjaga usus besar bekerja dengan baik.
- Terapi mandi air panas dapat membantu mengatasi penyakit kulit. Caranya dengan menambahkan Sodium bicarbonate kedalam air mandi. Sodium bicarbonate akan bertindak sebagai bahan antiseptik. Isikan air mandi dengan sodium bicarbonate lalu berendam didalamnya 10 – 20 menit.
- Merendam kaki ke dalam air panas dapat membantu menyembuhkan dari selesma, sakit kepala dan membantu menyegarkan kembali kaki yang lelah.
Kebanyakan, sumber air panas yang terletak di desa-desa, mungkin kurang begitu dikenal keberadaan potensi alamnya dibandingkan dengan desa-desa lain yang ada di kabupaten.
Kondisi desa dengan lahan yang ada sangat tidak terlalu menjanjikan kepada masyarakat setempat untuk dapat mengolahnya. Hal ini nampak dengan hampir sebagaian besar masyarakat yang ada di desa-desa mempunyai mata pencaharian bukan sebagai petani, tetapi sebagai peternak.
Keberaadaan potensi lahan desa dengan latar belakang penduduk yang hanya cenderung lebih memilih sebagai peternak mengakibatkan desa ini bisa dikatakan perkembangannya agak lambat.
Namun bukan berarti pada desa, tidak ada potensi lain yang dapat dikembangkan dan dapat dijadikan sebagai aset untuk desa.
Desa yang mempunyai sumber air panas sebenarnya keasliannya masih ada, kondisi sumber mata air bawah tanah yang masih jernih serta bening, jauh dari pencemaran, dan apabila masuk kedalamnya akan didapati suasana hening dengan udara yang sejuk dan hawa yang sangat dingin.
Sehingga apabila dapat dikelola dan dikembangkan dengan baik serta adanya upaya untuk menjadikan sumber mata air panas sebagai suatu objek wisata alam, khusus untuk tempat permandian/perendaman, serta tempat kajian ilmu dan pengetahuan, perlu didukung oleh semua pihak, baik itu datangnya dari masyarakat, pemerintah desa, bahkan instansi/dinas terkait, diharapkan dapat memberikan peluang kepada masyarakat atau penduduk setempat untuk membuka lapangan usaha baru, sekaligus dapat meningkatkan ekonomi mereka.
Dengan melihat kepada kelebihan yang dimiliki oleh sumber mata air panas ini maka diharapkan adanya pihak-pihak tertentu baik itu lembaga pendidikan, non pendidikan, instansi/dinas terkait bahkan pemerintah daerah serta pemerintah dan masyarakat desa setempat mau berupaya untuk dapat memberikan buah pikiran berupa ide, gagasan dan saran guna dapat menjadikan objek Sumber Mata Air Panas suatu desa sebagai suatu komuditi pariwisata yang siap dijual kepada khalayak umum.
Contohnya saja pemandian air panas Tinggi Raja.
Pemandian air panas Tinggi Raja terletak di Nagori Dolok Marawa Kecamatan Silou Kahean Kabupaten Simalungun. Jarak tempuh dari kota Pematangsiantar lebih kurang 121 km berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai. Objek wisata Tinggi Raja termasuk kawasan cagar alam dengan luas areal lebih kurang 167 Ha.
Dengan hanya menelusuri jalan setapak untuk tiba di objek wisata pemandian air panas Tinggi Raja. Mencermati alam sekitar memang lingkungan pemandian menyiratkan keasrian. Ragam tetumbuhan termasuk pohon-pohon langka diteduhi dedaunan warna hijau lebat membuat mata sejuk memandang.
Lokasi pemandian sangat asri. Konon menyimpan segudang cerita klasik, apalagi dibungkus mitos cerita legenda yang bisa menarik wisatawan untuk mengunjunginya.
Konon menurut cerita warga, di lokasi pemandian tersebut terdapat bunga yang bernama tinggi raja. Bunga yang disebut-sebut dapat memberi “keuntungan” bagi pengunjung, bila dipetik dari batangnya.
Bahkan dihuni oleh penduduk dan punya legenda-legenda menarik untuk disimak.
Dengan hanya menelusuri jalan setapak untuk tiba di objek wisata pemandian air panas Tinggi Raja. Mencermati alam sekitar memang lingkungan pemandian menyiratkan keasrian. Ragam tetumbuhan termasuk pohon-pohon langka diteduhi dedaunan warna hijau lebat membuat mata sejuk memandang.
Lokasi pemandian sangat asri. Konon menyimpan segudang cerita klasik, apalagi dibungkus mitos cerita legenda yang bisa menarik wisatawan untuk mengunjunginya.
Konon menurut cerita warga, di lokasi pemandian tersebut terdapat bunga yang bernama tinggi raja. Bunga yang disebut-sebut dapat memberi “keuntungan” bagi pengunjung, bila dipetik dari batangnya.
Bahkan dihuni oleh penduduk dan punya legenda-legenda menarik untuk disimak.
Kawasan tersebut dipimpin oleh seorang raja yang mempunyai ratusan jabalon (pelayan perempuan dan laki-laki).
Sang raja memiliki seorang putri yang cantik. Karena cantiknya sang putri tidak diijinkan untuk bersosialisasi dengan orang lain kecuali dengan pelayan. Putri tersebut adalah anak yang manja, apapun yang diminta pasti dikabulkan oleh orangtuanya. Ketika musim tanam tiba, sudah menjadi kebiasaan bagi raja dan pelayan-pelayannya menghabiskan waktu untuk menanam padi.
Mereka bekerja pada sore hari dan mengadakan pesta. Saat pesta, mereka dapat bernyanyi dan menari bersama gadis-gadis cantik di desa. Sementara putri raja tersebut hanya dapat tinggal di istana dengan nenek dan pelayannya. Dia dikurung selama dua hari dan merasa kesepian sambil terus menangis.
Kemudian sang putri melepaskan seekor burung dari kandang dan menulis pesan pada ayahnya dan meletakkan surat tersebut pada salah satu kaki burung. Meski kesepian neneknya berusaha menghibur dan menyuruh pelayan membuat suatu pesta besar dan mengundang semua pemuda desa. Mereka semua sangat senang, bernyanyi, menari bersama.
Pada pagi harinya sebelum menanam padi (matidah) raja menyuruh pelayan-pelayannya menyediakan makanan untuk ibunya. Raja sendiri memilih daging tersebut dan membungkusnya karena dia tahu daging adalah makanan kesukaan ibunya. Kemudian beberapa pelayan (jabolon) meninggalkan istana. Dalam perjalanan mereka membuka bungkusan dari raja yang akan diberikan kepada ibunya.
Lalu pelayan tersebut memakan semua makanan dan membungkus sisanya untuk diberikan kepada putri raja dan neneknya. Ketika para pelayan tiba sang nenek sangat senang menyambut para pelayan sambil membuka bungkusan. Sayangnya saat dibuka isi bungkusan ternyata tinggal tulang-tulang (holi-holi).
Sang nenek dan putri raja merasa terpukul. Mereka tidak menduga bahwa raja sanggup memberikan penghinaan yang sedemikian besar. Melihat kejadian para dayang-dayang diam terpaku terbawa arus perasaan dan pikiran masing-masing disertai deraian air mata.
Akhirnya sang nenek bersama cucunya dn para tamu istana mengajak bernyanyi seolah-olah bergembira menerima kiriman dari raja. Pesta semakin meriah dan tidak terkendali. Sang putri merasa bebas menari berganti-ganti dengan setiap pemuda yang mulai brutal dan berpelukan. Saat bernyanyi tanpa diiringi musik diikuti oleh gerakan-gerakan aneh dengan syair lagu yang monoton, “manong-nong Tinggi Raja (tenggelam tinggi raja)” yang diulang berkali-kali dan diikuti oleh seluruh dayang-dayang dan pemuda serta kucing-kucing istana.
Sambil bernyanyi sang putri berteriak-teriak menyumpahi dan mengutuk sang raja. Kegiatan aneh ini berlangsung sepanjang malam tanpa mereka sadari menjelang dini hari di sekitar istana bermunculan mata air panas dan belerang yang sangat banyak. Akhirnya istana beserta seluruh penghuninya tenggelam ke kolam air panas dan belerang.
Sementara raja dan permaisuri serta seluruh rakyat masih melanjutkan kegiatan bertanam. Pada saat istirahat, sang raja dikagetkan dengan kicauan seeokor burung yang sangat dia kenal suaranya yang mendirikan bulu roma sang raja. Dengan serta merta sang raja memerintahkan untuk pulang. Setelah sampai di kawasan istana, sang raja terkejut melihat istananya lenyap. Yang ada hanya lautan air panas dan belerang.
Sang raja bersama ke permaisurinya pun berusaha menemukan sang putri dan ibunda tercinta. Dengan masuk ke dalam air panas dan belerang akhirnya sang bbbraja dan permaisuri serta pengawal akhirnya turut lenyap di dalam air panas tersebut.
Sang raja memiliki seorang putri yang cantik. Karena cantiknya sang putri tidak diijinkan untuk bersosialisasi dengan orang lain kecuali dengan pelayan. Putri tersebut adalah anak yang manja, apapun yang diminta pasti dikabulkan oleh orangtuanya. Ketika musim tanam tiba, sudah menjadi kebiasaan bagi raja dan pelayan-pelayannya menghabiskan waktu untuk menanam padi.
Mereka bekerja pada sore hari dan mengadakan pesta. Saat pesta, mereka dapat bernyanyi dan menari bersama gadis-gadis cantik di desa. Sementara putri raja tersebut hanya dapat tinggal di istana dengan nenek dan pelayannya. Dia dikurung selama dua hari dan merasa kesepian sambil terus menangis.
Kemudian sang putri melepaskan seekor burung dari kandang dan menulis pesan pada ayahnya dan meletakkan surat tersebut pada salah satu kaki burung. Meski kesepian neneknya berusaha menghibur dan menyuruh pelayan membuat suatu pesta besar dan mengundang semua pemuda desa. Mereka semua sangat senang, bernyanyi, menari bersama.
Pada pagi harinya sebelum menanam padi (matidah) raja menyuruh pelayan-pelayannya menyediakan makanan untuk ibunya. Raja sendiri memilih daging tersebut dan membungkusnya karena dia tahu daging adalah makanan kesukaan ibunya. Kemudian beberapa pelayan (jabolon) meninggalkan istana. Dalam perjalanan mereka membuka bungkusan dari raja yang akan diberikan kepada ibunya.
Lalu pelayan tersebut memakan semua makanan dan membungkus sisanya untuk diberikan kepada putri raja dan neneknya. Ketika para pelayan tiba sang nenek sangat senang menyambut para pelayan sambil membuka bungkusan. Sayangnya saat dibuka isi bungkusan ternyata tinggal tulang-tulang (holi-holi).
Sang nenek dan putri raja merasa terpukul. Mereka tidak menduga bahwa raja sanggup memberikan penghinaan yang sedemikian besar. Melihat kejadian para dayang-dayang diam terpaku terbawa arus perasaan dan pikiran masing-masing disertai deraian air mata.
Akhirnya sang nenek bersama cucunya dn para tamu istana mengajak bernyanyi seolah-olah bergembira menerima kiriman dari raja. Pesta semakin meriah dan tidak terkendali. Sang putri merasa bebas menari berganti-ganti dengan setiap pemuda yang mulai brutal dan berpelukan. Saat bernyanyi tanpa diiringi musik diikuti oleh gerakan-gerakan aneh dengan syair lagu yang monoton, “manong-nong Tinggi Raja (tenggelam tinggi raja)” yang diulang berkali-kali dan diikuti oleh seluruh dayang-dayang dan pemuda serta kucing-kucing istana.
Sambil bernyanyi sang putri berteriak-teriak menyumpahi dan mengutuk sang raja. Kegiatan aneh ini berlangsung sepanjang malam tanpa mereka sadari menjelang dini hari di sekitar istana bermunculan mata air panas dan belerang yang sangat banyak. Akhirnya istana beserta seluruh penghuninya tenggelam ke kolam air panas dan belerang.
Sementara raja dan permaisuri serta seluruh rakyat masih melanjutkan kegiatan bertanam. Pada saat istirahat, sang raja dikagetkan dengan kicauan seeokor burung yang sangat dia kenal suaranya yang mendirikan bulu roma sang raja. Dengan serta merta sang raja memerintahkan untuk pulang. Setelah sampai di kawasan istana, sang raja terkejut melihat istananya lenyap. Yang ada hanya lautan air panas dan belerang.
Sang raja bersama ke permaisurinya pun berusaha menemukan sang putri dan ibunda tercinta. Dengan masuk ke dalam air panas dan belerang akhirnya sang bbbraja dan permaisuri serta pengawal akhirnya turut lenyap di dalam air panas tersebut.
KESIMPULAN:
Dengan membuat suatu program atau rencana, apalagi dibantu pihak Dinas Pariwisata Seni dan Budaya yang mengikutsertakan peran serta biro perjalanan, mempromosikan berbagai objek wisata. seperti melakukan berbagai sosialisasi-sosialisasi, berbagai objek wisata yang ada akan selalu dikunjungi para wisatawan lokal maupun mancanegara untuk tetap melestarikan objek wisata tersebut.
0 komentar: on "Pelestarian Mata Air Panas"
Posting Komentar